Jual beli merupakan akad yang termasuk salah satu metode dakwah para walisongo. Jual beli yang sah dan tidak bathil adalah kunci keberhasilan mereka. Bahkan Rosulullah sendiri sebelum diangkat menjadi nabi melakukan transaksi jual beli mewakili sayyidah khodijah sebagai penjual untuk berjualan. Sehingga dari perdagangan yang jujur ini, membuat orang-orang terkagum-kagum oleh beliau.
Rosulullah sebagai Nabi dan Rosul mendapat predikat Uswatun khasanah, yang tugasnya adalah menyempurnakan akhlak umatnya dan membentuk akhlak ummatnya menjadi akhlak thoyyibah, mulia di depan Allah dan lebih tinggi derajatnya dibandingkan para malaikat. Manusia mampu melebihi derajat manusia, namun manusia juga mampu melebihi kehinaan syetan.
Rosulullah Shollallahu ‘alaih wasallam sebagai pemimin ummat adalah panutan yang perlu diteladani oleh seluruh ummat manusia. Nabi terdahulu yang diutus oleh Allah dan seluruh umatnya mengakui beliau sebagai pemimpin seluruh ummat. Rosulullah dengan kewibaannya dan kesederhanaannya serta kepemimpinannya senantiasa bersama umatnya dikala suka maupun duka. Beliau dengan arif dan bijaksana memberikan mauidhoh dan untaian nasehat kepada para sahabtnya, dengan duduk bersama tanpa ada penghalang antara beliau dan sahabatnya. Hal ini menjadikan beliau serasa dekat dihati sahabatnya.
Masa telah berganti dari masa kejayaan menjadi masa kemunduran, masa penuh dengan semangat berjuang menegakkan panji agama Allah dan membela Negara berubah menjadi masa yang penuh dengan segala hawa nafsu dan angkara murka. Akhlaq tidak diperhitungkan, harta menjadi kunci jawaban. Pemimpin tak menjalankan amanatnya, rakyat menanggung akibatnya. Semua itu kini telah menjadi hal yang dianggap biasa. Padahal manusia setelah mati, besok di hari pembalasan akan ditanyakan amal perbuatannya masing-masing. Ketika dia mendapatkan buku catatan amal, berbahagialah dirinya karena amalnya penuh dengan amal yang ma’ruf. Namun ketika dia mendapatkan buku catatan amal ditangan kiri, hati dan jiwa bergejolak takut, badan merinding, keringat berkucuran membanjiri padang mahsyar, menanti pembalasan yang akan diterima.
Jika, ditengok dari peristiwa tersebut maka seyogyanya seorang pemimpin untuk bersikap adil dan bijaksana, tidak bersikap otoriter, dictator, adigang adigung dan adiguno. Jabatan dianggap sebagai lahan kekuasaan untuk mengeruk harta, lahan mencari nama, dan lahan untuk menjadi penguasa yang ditakuti. Allah Ta’ala sebagai penguasa diatas penguasa ( al malikul mulk ) bersifat adil dan bijaksana. Dia ( Allah ) mengatur segala ciptaanNya dengan diriNya sendiri tanpa ada sedikit kekeliruan dan kesalahan.
Ketika sudah terjadinya kesalahan parameter dari segi akhlaq manusia, maka akan timbul berbagai penyakit-penyakit hati yang menjadikan para syetan berpesta dengan munculnya perselisihan antara umat manusia. Hujatan demi hujatan, mengkafirkan satu dengan yang lain, saling menyalahkan sudah dianggap menjadi hal biasa. Sehingga muncul perkataan : “ Hidup tanpa harta bagaikan makan tanpa garam, dosa jangan di fikirkan namun kekuasaan adalah jaminan, taubat ada waktunya namun hidup didunia hanya sekali saja “.
Akhlaqul karimah yang diteladani oleh Rosulullah dapat menjadikan manusia hidup dengan damai, tentram, nyaman dan santosa. Kereta yang terbuat dari besi, mobil yang juga terbuat dari besi, kapal yang semua bodinya hampir terbuat dari besi akan berjalan sesuai dengan jalannya masing-masing. Dalam perjalanan ketiganya hanya kereta api yang berjalan lurus mengikuti relnya. Kereta api di ibaratkan sebagai manusia yang hidup di dunia dan rel adalah jalan pedoman hidup menuju akhirat. Ketika kereta api relnya baik maka kereta api akan jalan lurus mengikuti relnya tanpa ada yang berbelok-belok. Namun ketika kereta api relnya tidak baik, maka kereta api akan jatuh dan tidak mampu berjaan lagi. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Ketika manusia berjalan menikmati kehidupan sesuai dengan syariat dan tuntunan islam, maka manusia akan mendapatkan tujuan hidup yaitu masuk surga, namun ketika manusia hidupnya sudah tidak sesuai dengan syaiat dan tuntunan islam maka manusia akan mendapatkan pembalasannya besok dihari kiamat.
Para pemimpin yang telah mendapatkan amanat, hendaknya menjalankan amanat tersebut dengan sebaik-baiknya. Jangan disalahgunakan untuk kepentingan yang lain yang tidak menghasilkan manfaat melainkan menghasilkan madhorot saja. Gunakan kekuasaan untuk berdakwah mensyiarkan ISLAM, jangan jadikan kekuasaan untuk mensyiarkan korupsi, adu domba, dholim, dan penyakit masyarakat yang lainnya. Pada tahun 2010, kasus mafia pajak yang menyeret actor dibelakang layar GAYUS TAMBUNAN dan beberapa oknum yang lain menjadi pelajaran bagi kita agar para pemimpin berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan syariat islam.
0 komentar:
Post a Comment