16.1.11

PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI

 ETIKA MENDIDIK ANAK
BAG 1

Setiap orang tua mempunyai kewajiban mendidik anak agar menjadi manusia sholeh, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Lebih khusus lagi membuat kebahagiaan kedua orang tua, baik ketika masih di dunia maupun di akhirat kelak.


Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam surat At-Tahrim : 6
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.


MEMPERHATIKAN KONDISI FISIK DAN MENTAL


    Didalam mendidik anak, orang tua perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental anak. Karena dengan kondisi yang segar mental dan fisik, anak dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang diberikan.


    Pada umumnya, anak-anak yang secara fisik dalam keadaan lelah itu sulit memusatkan hati dan pikirannya pada pelajaran yang diberikan. Begitu juga dengan anak-anak yang secara mental dalam keadaan lelah itu sulit memusatkan hati dan pikirannya untuk menerima pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.


    Dapat kita lihat contohnya di sekolah, setelah anak-anak mengikuti pelajaran olah raga, sulit bagi mereka untuk mengikuti pelajaran selanjutnya yang dapat menguras otak, misalnya fisika, kimia dan matematika. Dengan kondisi fisik yang lelah, maka itu sangat berpengaruh bagi kondisi mentalnya. Untuk itu, seorang guru harus benar-benar memperhatikan hal tersebut, yaitu setelah mengikuti pelajaran olah raga, haruslah dicari pelajaran yang bersifat santai, sehingga anak-anak dapat mengikutinya dengan senang hati dan dapat menguasai materi pendidikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.


    Contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari adalah shalat. Dalam hal ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik, Abu Dawud dan Tirmidzi yang bersumber dari Aisyah, ia berkata : “Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seseorang di antara kamu mengantuk ketika akan melakukan shalat, hendaklah ia tidur lebih dahulu sampai hilang rasa kantuknya. Karena jika seseorang di antara kamu shalat dalam keadaan mengantuk, tentu ia tidak akan menyadari barang kali saat ia ingin memohon ampun kepada Allah, tetapi ternyata mengucapkan celaan dan makin kepada dirinya”.
    Sabda Rasulullah Saw di atas menerangkan bahwa orang yang akan melakukan shalat hendaklah memperhatikan kondisi dirinya. Apabila ia dalam keadaan capek atau mengantuk, janganlah melakukan shalat sampai ia menjadi segar dan tidak mengantuk lagi.


    Ibadah shalat sama artinya menghadap kepada Allah SWT, Tuhan yang sedang disembahnya. Untuk itu, supaya ibadah tersebut diterima, maka di dalam shalat diperlukan hati yang khusyu’, pikiran yang tenang dan badan yang segar. Apabila seseorang mengerjakan shalat dengan badan yang capek atau mata mengantuk, ia tentu tidak akan mengkonsentrasikan diri, hati dan pikirannya kepada Allah SWT. Dengan demikian, maka untuk memenuhi kriteria shalat yang khusyu’, hendkalah setiap orang melakukannya pada saat fisik dan mentalnya dalam keadaan segar sehingga shalat itu benar-benar sempurna dan diterima oleh Allah SWT
     
    MEMPERHATIKAN KONDISI DAN SITUASI

    Di dalam mendidik atau mengajarkan sesuatu kepada anak-anak, orang tua harus senantiasa memperhatikan kondisi dan situasi anak-anaknya. Sebagai orang tua harus mencari waktu dan tempat yang tepat supaya nasehat atau pelajaran yang akan disampaikan kepada anaknya dapat memberi kesan mendalam di hati mereka dan mereka dapat membina akhlak dan agama anak-anaknya dengan baik.
               
    Contohnya, ketika orang tua dan anak-anaknya bepergian, hendaklah orang tua memberikan nasehat kepada mereka tentang sopan santun dan akhlak dalam berlalu lintas atau menggunakan jalan umum. Nasehat seperti ini akan sangat berkesan kepada anak-anak dalam mengikuti aturan agama mengenai akhlak menggunakan jalan umum. Atau ketika orang tua dan anak-anaknya makan bersama, orang tua dapat memberikan tuntunan atau aturan agama tentang makan dan minum, misalnya kalau makan tidak boleh menggunakan tangan kiri dan sebelum makan harus membaca kalimat basmalah terlebih dahulu. Dengan begitu anak-anak akan dapat memahaminya secara praktis tanpa bersusah payah menghafalnya.
               
    Contoh lainnya seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits di bawah ini.
               
    Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang bersumber dari Anas, ia berkata: “Ada seorang anak yahudi yang menjadi pelayan Nabi Muhammad Saw duduk disebelah kepalanya, lalu beliau bersabda: “masuklah islam”. Kemudian anak tersebut memandang kepada ayahnya yang duduk disebelahnya, lalu ayahnya berkata: “ikutilah Abul Qosim (Nabi Muhammad Saw), lalu ia masuk islam. Kemudian Nabi Muhammad Saw bersabda: “segala nikmat karunia hanyalah milik Allah, tuhan yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka”.
               
    Hadits di atas menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw mengunjungi seorang anak yahudi yang sakit dan memberikan nasihat padanya agar mau membaca kalimat tauhid guna menghadapi sakarotul maut. Hal tersebut beliau ajarkan kepada anak itu dalam kondisi dan keadaanya yang tepat,sehingga yang bersangkutan dapat diselamatkan dari ancaman Allah SWT di neraka.
               
    Ada lagi hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang bersumber dari Abbas, ia berkata:  “pada suatu hari aku (dibonceng) dibelakang Rasulullah Saw, lalu beliau bersabda: “wahai anak remaja, sungguh aku akan mengajarkanmu sebuah kalimat, yaitu: peliharalah Allah SWT, niscaya engkau akan dipelihara-Nya dan peliharalah Allah SWT, niscaya engkau akan menemukan-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah dan apabila engaku memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah bahwa sekiranya semua manusia bersatu untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukannya sedikitpun selain yang Allah takdirkan untukmu. Dan sekiranya mereka bersatu untuk mencelakakan kamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukannya sedikitpun kecuali yang telah Allah takdirkan kepadamu. Semua pena telah di angkat dan kertas-kertas telah menjadi kering”.
               
    Hadits di atas menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw memberi nasehat kepada Ibnu Abbas saat ia dibonceng oleh beliau di belakang untanya. Beliau memberi nasehat tentang hal-hal yang sangat penting, yaitu: manusia hendaknya senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah, niscaya Allah akan menjaga yang bersangkutan. Manusia tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan cara apapun, bila Allah tidak menghendaki hal itu terjadi kepada yang bersangkutan. Manusia hendaknya senantiasa percaya adanya takdir. Hal tersebut beliau ajarkan kepada Ibnu Abbas yang ketika itu masih kanak-kanak dan beliau menganggu bahwa saat itu adalah saat yang tepat untuk menyampaikan nasehat secara santai.
               
    Ada lagi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang bersumber dari Umar Bin Abi Salamah, ia berkata: “ketika aku masih kanak-kanak aku berada di bawah asuhan Rasulullah Saw. Ketika itu tanganku meraih makanan di nampan, lalu Rasulullah Saw bersabda kepadaku: “wahai anak, sebutlah nama Allah lebih dahulu, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat di depanmu”. Selanjutnya, cara seperti itulah yang kemudian aku lakukan bila makan”.
               
    Hadits di atas menerangkan bahwa Umar bin Abu Salamah ketika berada di bawah asuhan Nabi Muhammad Saw makan bersama beliau. Ia mengambil makanan di nampan yang jauh darinya, kemudian diperingatkan oleh beliau dan diberi tahu tentang bagaimana cara makan yang baik. Hal tersebut disampaikan beliau pada kondisi dan saat yang tepat, sehingga selalu terkesan dalam dirinya dan selanjutnya ia praktekkan dalam kehidupannya sehari-hari.
               
    Nabi Muhammad Saw dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak selalu memilih waktu dan tempat untuk menyampaikan materi yang dibutuhkan, yaitu yang sesuai dengan permasalahan dan kondisi yang dihadapi oleh anak agar perilaku mereka sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya.
               
    Orang tua harus benar-benar memperhatikan hal ini, supaya anak-anak dapat memperoleh pegangan yang sangat berpengaruh kepada mereka dalam menerapkan kehidupan beragama yang benar 

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    oleh Ahadan blog | Bloggerized by Ahadan | ahdan