As-Syaikh Ni’matullah al-Jazairi 2) mengakui dalam keterangannya yang telah lewat dengan sangat jelas terhadap masalah-masalah sebagai berikut;
- Sesungguhnya Qiraah as-Sab’ah (yang berdasarkan status mutawatir-nya, kaum muslimin dengan tegas meyakini bahwa al-Quran juga mutawatir dan merupakan kitab Allah) tidak mutawatir. Oleh karena itu, al-Quran yang ada sekarang juga tidak mutawatir dan tidak terbukti ke-mutawatir-annya berdasarkan wahyu (al-Quran) atau keterangan Rasulullah.
- Sesungguhnya riwayat-riwayat para imam ma’shum (versi Syi’ah) yang menyatakan terjadinya segala macam bentuk tahrif dalam al-Quran yang ada sekarang adalah mutawatir dan sangat jelas sasarannya tanpa keraguan dan kesamaran sedikitpun.
- Sesungguhnya sahabat-sahabat kami (Ulama Syi’ah al-Itsna ‘Asyariyah) telah sepakat atas kesahihan dan kebenaran riwayat-riwayat tahrif. Tegasnya, aqidah mereka sesuai dengan riwayat-riwayat tersebut.
- As-Syarif al-Murtadlo, as-Shaduq dan as-Syaikh Thabrasi, dari kalangan ulama mutaqoddimin Syi’ah, menolak terhadap aqidah tahrif. Mereka berkata bahwa al-Quran yang ada sekarang adalah al-Quran asli. Mereka juga menolak terjadinya perubahan dan pergantian di dalamnya. Tetapi nyata sekali mereka menampakkan aqidah yang berlawanan ini demi beberapa pertimbangan (taqiyyah). Penulis berkata, “Seluruh ulama mujtahid Syi’ah pada periode kita sekarang memilih menolak terhadap aqidah tahrif. Tetapi realitas konkretnya adalah seperti yang diungkapkan oleh tokoh besar muhaddits dan mujtahid mereka (al-Jazairi) bahwa penolakan mereka terhadap aqidah tahrif adalah taqiyyah.”
- Sesungguhnya al-Quran yang otentik adalah al-Quran yang dihimpun dan disusun oleh Amirul Mu’minin Ali AS sepeninggal Rasulullah SAW. Tetapi ketika para perampas khilafah sepeninggal Rasulullah mencampakkannya, Ali bertekad untuk tidak memperlihatkannya kepada siapapun (al-Quran tersebut beralih secara rahasia dari satu imam ke imam yang lain. Sekarang ia berada di tangan imam keduabelas yang gaib, al-Mahdi, dan bersembunyi di dalam goa). Dalam al-Quran Ali terdapat beberapa penambahan dibanding al-Quran yang ada sekarang (kandungan-kandungan yang tidak terdapat dalam al-Quran sekarang). Ketika imam Mahdi muncul, dia kan mempersembahkan kepada dunia al-Quran yang otentik dan utuh. Sedangkan seluruh naskah-naskah al-Quran yang ada sekarang diangkat ke langit sehingga tidak tersisa satu naskah al-Quran pun di tangan manusia.
Apa yang disebut diatas adalah aqidah Syi’ah al-Itsna ‘Asyariyyah yang otentik mengenai al-Qur a n al-Karim yang kini berada du tangan umat islam. aqidah tersebut telah dijelaskan oleh tokoh-tokoh besar muhaddits dan mujtahid mereka dengan sangat jelas dan di dukung dengan argumentasi-argumentasi versi mereka.
Kini kami akan menyajikan kepada anda sekalian,wahai ulama kaum muslimin,keterangan-keterangan dari kitab Faslu al-Khitabfi itsbati Tahriifi Kitabi Rabbial-Arbab karya tokoh besar muhaddits dan mujtahid Syi’ah al-Itsna ‘Asyariyyah, al Allamah Husain Muhammad Taqi an-Nuriat-Thabrasi. Sebelumnya telah kami sebutkan bahwa topik pembahasan kitab tersebut adalah tahrif dalam al-Qur a n yang sekarang ada di tangan kaum muslimin (seperti tercermin dalam judul kitab). Kitab tersebut memuat 400 halaman dan dilamnya pengarang menghimpun sejumlah besar dalil menurut pola fikir Syi’ah untuk membuktikan kebenaran tuduhannya. Seandainya kami kutib dari dalil-dalil tersebut keterangan yang layak untuk dikutib, niscaya hal itu akan memakan 50 halaman. Namun kami cukupkan dengan mengutib sebagian kerangan saja.
Kini kami akan menyajikan kepada anda sekalian,wahai ulama kaum muslimin,keterangan-keterangan dari kitab Faslu al-Khitabfi itsbati Tahriifi Kitabi Rabbial-Arbab karya tokoh besar muhaddits dan mujtahid Syi’ah al-Itsna ‘Asyariyyah, al Allamah Husain Muhammad Taqi an-Nuriat-Thabrasi. Sebelumnya telah kami sebutkan bahwa topik pembahasan kitab tersebut adalah tahrif dalam al-Qur a n yang sekarang ada di tangan kaum muslimin (seperti tercermin dalam judul kitab). Kitab tersebut memuat 400 halaman dan dilamnya pengarang menghimpun sejumlah besar dalil menurut pola fikir Syi’ah untuk membuktikan kebenaran tuduhannya. Seandainya kami kutib dari dalil-dalil tersebut keterangan yang layak untuk dikutib, niscaya hal itu akan memakan 50 halaman. Namun kami cukupkan dengan mengutib sebagian kerangan saja.
2) . Mereka mengatakan dalam muqoddimah al-Anwar an-Nu’maniyyah di bawah judul “Tajamatu al-Muallif”, dan mereka menyatakan pendapat tokoh-tokoh besar ulama Syi’ah yang mereka anggap sebagai hujjah. Seluruh keterangan ini menunjukkan bahwa as-Syaikh Ni’matullah adalah cendekiawan, pengarang besar, muhaddits dan faqih agung Syi’ah al-Itsna ‘Asyariyyah.
0 komentar:
Post a Comment