10.2.13

Nabi Muhammad Diakui Dalam Kitab Selain Al-Qur'an

MUHAMMAD DALAM INJIL KENYATAAN

Didalam Injil Kenyataan (wahyu kepada Yahya maksudnya) pasal 19 ayat 11 sampai 12, disana disebutkan:
11. Maka kulihat langit terbuka, maka adalah seekor kuda putih dan yang menunggang ialah yang bernama Kepercayaan dan Kebenaran. Maka dengan keadilan ia memutuskan hukum dan berperang.

12. Adapun matanya seperti nyala api, dan keningnya ada mahkota banyak. Maka ada satu nama yang tertulis padanya, yang tidak diketahui oleh seluruh dunia, kecuali oleh Dia sendiri.

Didalam ayat ini, dijelaskan kedudukan Nabi Muhammad didalam pemerintahan dunia. Seperti lazimnya pada jaman dahulu orang besar-besar selalu berkendaraan kuda putih, karena warna putih berarti kebersihan. "Banyak mahkota" berarti "banyak kedudukan." Dalam hal ini menjadi kenyataan pada diri Nabi Muhammad bahwa beliau banyak kedudukannya, di dunia seperti kedudukan atau jabatan Nabi, Panglima Perang, Pemimpin Negara, juga pemutus Hukum. Nabi Muhammad juga digelari orang sebagai "Orang yang Dipercaya dan Benar" atau "Al Amin." Matanya seperti bola api, serta merta menunjukkan sifatnya yang sangat tegas, keras dan kuat. Dengan sitat-sifat inilah ia memutuskan hukum, dengan keadilan dan kebenarannya.
    
SEDIKIT ULASAN
   
Kalau Dia disini umpamanya ditafsirkan dengan Kristus Yesus,   maka saya kira tidak tepat, sebab:
   
1.     Sepanjang pembacaan saya pada Injil, belum pernah saya  jumpai keterangan bahwa Yesus pernah naik kuda. Yang pernah dinaikinya hanyalah keledai, itupun warnanya tidak jelas.
2.     Yesus menurut Injil, malahan tidak bermahkota banyak, sebab:
  1. Kenabian Yesus tidak diakui bangsa Yahudi, bangsa mana untuknya ia diutus.
  2. Kerajaan Yesus juga tidak diakui, mereka bahkan menyalibkan "rajanya" dengan ejekan Isa Nasrani Rex Israel (INRI).
  3. Yesus bahkan belum pernah sekalipun mengadakan perang melawan musuh-musuhnya.
  4. Didalam memutuskan hukum, Yesus mengambil jalan diplomatis, bukan tindakan bijaksana. (Yahya 8: 2-11)

Didalam Injil Kenyataan (wahyu kepada Yahya maksudnya)  ayat     ke-15  dari pasal yang ke-19 tertulis bunyinya: "Sedang dari  mulutnya  keluarlah  sebilah  pedang  yang   tajam,  supaya diparangkannya kepada sekalian bangsa. Maka iapun memerintah dengan tongkat besi, dan ialah yang akan mengirikkan  anggur    kehangatan murka Allah yang Maha Kuasa."
   
Tafsir ayat itu ialah:
1.     Sebilah pedang yang tajam artinya komando-komando perang yang tegas.
2.     Tongkat besi artinya kekuatan dan ketegasan pemerintahannya.
3.     Mengirikkan anggur, artinya memijak-mijak anggur. Seluruh  tafsir kemudian bunyinya: Sedang ia akan mengeluarkan komando-komando perang yang tegas, kepada sekalian bangsa kafir, dan para penyembah berhala. Ia, dengan kuat kekuasaan pemerintahannya akan menginjak-injak dan memerangi segala macam kemabukan, yang adalah menjadi kebencian Allah s.w.t. Hidup Nabi Muhammad kalau diperhatikan, akan nampak, penuh dengan perang dan peperangan melawan orang-orang kafir, ia        dengan perkasanya memerangi mereka, dan menghancurkan kejahiliyahan mereka. Kalau demikian maka yang dimaksud dengan Dia, pastilah Nabi Muhammad itu sendiri.

MUHAMMAD DALAM INJIL-INJIL YANG HILANG


Kita temukan nama Muhammad  ini  didalam  Injil  yang  sudah diapokratipkan  oleh  para  pemimpin-pemimpin Gereja dahulu, dilarang dan dibuang sebab katanya memuat ajaran-ajaran yang palsu  dan  membahayakan  iman orang-orang Kristen. Terlepas membahayakan ataukah tidak, palsu atau benar,  marilah  kita membawanya  dalam  persoalan  ini,  kita buka sekarang Injil  Barnabas pasal 72, bunyinya:
Yesus berkata: "Jangan bergoncang imanmu,  dan  jangan  kamu takut,  karena  bukan aku yang menjadikan kamu. tetapi Allah yang  menjadikan  kamu,  memelihara  kamu,  adapun   tentang    ketentuanKu,  maka sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi rasul Allah yang akan, datang  membawa  kelepasan bagi  dunia.  Tetapi  awas-awaslah,  kamu ditipu oleh orang, karena akan datang beberapa banyak nabi-nabi  dusta.  Mereka mengambil  perkataanku  dan menajisi perkataanku." Maka kata Andreas: "Hai guru,  sebutkanlah  bagi  kami  sesuatu  tanda supaya kami kenal dia."

Maka  jawab  Yesus: "Sesungguhnya dia tidak datang pada masa kamu ini, tetapi  berbilang  tahun  dibelakang  kamu,  yaitu diwaktu   dirusakkan  orang  akan  Injilku  dan  hampir  tak terdapat  lagi  30  orang  mukmin.  Diwaktu   itulah   Allah merahmati dunia ini. Maka diutuslah rasulnya yang tetap awan     putih diatasnya mengenal akan dia, salah satu  utusan  Allah dan dialah yang mensahirkan dirinya kepada dunia dan ia akan datang  dengan  kekuatan  yang   besar   untuk   mengalahkan orang-orang  jahat  dan  berhala dunia ini. Sesungguhnya Aku menyukai yang demikian  ini,  karena  dengan  perantaraannya akan   diterangkan   dan  dimuliakan  orang  Allah  dan  dia menyatakan kebenaranku dan dia  akan  menghukum  orang-orang yang  mengatakan  bahwasanya  aku  lebih  besar dari manusia     biasa. Dengan sesungguhnya  Aku  berkata  bahwa  bulan  akan memberikan dia tidur waktu masih kanak-kanak dan manakala ia sudah besar, awaslah dunia ini jangan membuangkannya, karena dia akan membinasakan penyembah-penyembah berhala."

Membaca  akan  surat  Barnabas  itu,  maka  tak  dapat tiada gentarlah hati kita betapa Nabi yang dijanjikan itu,  begitu  tepat  digenapi  kejadiannya.  Saya rasa tidaklah perlu bagi  saya memberikan komentar ataupun keterangan-keterangan  yang  lebih  luas,  sebab  sudah  cukup jelas betapa Yesus sendiri menyerukan kalimat: "Wa ashadu anna Muhammadar rasulullah."

NABI MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN LAMA


Didalam perjanjian lama, kita dapat pula  menjumpai  tentang Muhammad  ini,  misalnya  dalam  kitab  Ulangan  18 :18 yang  bunyinya:

"Maka pada masa itu berfirmanlah  Allah  kepadaku,  benarlah perkataan  mereka itu. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi  diantara  segala  saudara-saudaranya  yang seperti  engkau  ya  Musa.  dan  Aku  akan memberikan segala  firmanKu dalam mulutnya dan  iapun  akan  mengatakan  segala yang Kusuruh akan dia."

Dalam  ayat ini dijelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang sebesar   Nabi  Musa, yang datangnya    dari    antara saudara-saudara   Nabi   Musa.  Allah  sudah  terlalu  kesal terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya  Allah  tidak  lagl  akan  membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan     Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara Israel, yaitu Arab. Ini  kuat,  sebab  kalau ditarik garis keturunan yang lurus, maka  Nabi  Musa  adalah  keturunan  Ishak,  sedangkan  Nabi Muhammad  adalah  keturunan  Ismail. Ishak dan Ismail adalah dua bersaudara anak Ibrahim. Hal ini ditegaskan  pula  dalam     kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:

1.     Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa khalil Allah pada Bani Israil dahulu daripada matinya.
2.     Maka katanya: "Tuhan telah datang dari Thursina, dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir. Kelihatanlah ia gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi  mereka itu."
3.     Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku bangsa itu, segala kesuciannya dalam tangannya, dan mereka  itu duduk dikakinya masing-masing akan mendapat perkataannya.

Didalam ayat 1 dijelaskan akan  hikmah  ini,  suatu  berkat, suatu  kebahagiaan  yang  diberikan  oleh  Musa khalil Allah untuk Bani Israil. Ayat ke-2  membicarakan  lebih  jauh  isi dari  hikmak  ini, yaitu tentang tiga tempat: Thursina, Seir dan Paran. Thursina  adalah  bukit  dimana  Nabi  Musa  a.s.    mendapatkan  dua  log  batu  dan  Tauratnya dari Allah, Seir menyebutkan suatu bukit ditanah Kanaan yang  dalam  hal  ini menunjukkan  dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran" namanya adalah  menunjukkan  di  mana  Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran itulah nama Mekkah yang aslinya.  Pada  tempat  ketiga  akan muncul  seseorang.  Siapakah  Dia?  Yaitu yang datang hampir atau  mendekati  Kades  yang  artinya  Baitullah.   Alangkah     hebatnya  tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api,  (suatu  kesalahan  lagi.  Dalam  Perjanjian  Lama  berbahasa  Belanda   disebutkan  bukan  tiang  api,  tetapi  Hukum  Api (Vuurwet)  suatu  unsur  yang   sanggup   dan   akan   dapat membinasakan  unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia     baja sekalipun. Jadi yang dimaksud dengan tiang  atau  hukum  api,  ialah sudah tentu munculnya suatu agama atau keyakinan yang  sendi-sendinya  sangat  kuat,  sebagaimana  tiang  api itupun  kuat. Agama apakah yang muncul dari Paran? Tidak ada duanya, selain agama Islam yang mempunyia 4 sendi yang kokoh  yaitu  Tauhid  (Keesaan Tuhan), Ibadah (sembahyang dan puasa serta haji), Muamalah (cinta sesama manusia,  sosialis  yang merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).

Ayat  ke-3  selanjutnya menggambarkan betapa bangsa itu lalu dikasihi    oleh    Allah,    serta    berkenan     menerima perkataan-perkataan   dari  Dia,  yang  muncul  dari  Mekkah (Paran) itu. Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh tafsiran  ini,  ialah:  ,"Dari Mekkah akan datang Nabi itu, yaitu Nabi Muhammad s.a.w."

NABI MUHAMMAD DALAM KITAB NABI YESAYA

Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:

1.     Berdiam dirilah kamu hai sekalian pulau, hendaklah segala bangsa memperbaharui kuat dan kuasanya, serta datang kemari, hendaklah mereka itu memutuskan hukum. Kami hendak bersama-sama datang hampir akan berhukum.
2.     Siapa gerangan yang, sudah membangkitkan Dia dari musyrik dan bertemu dengan segala kebenaran pada segala langkahnya?  Siapa Dia, yang menyerahkan segala orang-orang kafir dihadapan haderatnya dan akan memberikan kuasa atas segala raja-raja dan menyerahkan mereka seperti duli dan kepada       busurnya seperti jerami diterbangkan angin?
3.     Pada masa diusirnya mereka itu? Dengan selamat juga ia terus kepada jalan yang belum pernah dilangkahinya,
4.     Siapa gerangan sudah mengadakan dan membuat dia, sambil memanggil segala bangsa asal mulanya. Aku ini Tuhan yang pertama, maka Aku ini yang kemudian sama saja.

Didalam kutipan tadi, juga dijelaskan lagi, betapa nabi  itu akan  mengadakan peperangan dan akan mengalahkan orang orang dan   raja-raja   kafir   sekalipun.   Didalam   ayat   ke-3  diceriterakan  betapa Nabi itu harus, "Hijrah" ke tanah yang belum  pernah   dijejakinya,   dengan   selamat.   Hal   ini    mengingatkan  kita kepada "Hijrah Rasulullah" dari Mekkah ke Medinah dengan selamat. Ayat ke-2  menceriterakan  bagaimana Muhammad  mengalahkan  raja-raja dan orang-orang kafir hanya sebagai    duli    yang    diterbangkan     angin,     serta anakpanah-anakpanah  lawan  yang  seolah-olah  hanya  jerami belaka,  artinya  tidak  sampai  melumpuhkan  Muhammad   dan tentaranya.  Yesus  belum pernah melakukan peperangan selama hidupnya.  Sebab  doktrin  Yesus  kita  kenal  yaitu:   Bila ditempeleng  pipi  kiri berikanlah pula pipi yang kanan, dan cintailah sesamamu  manusia,  bahkan  musuhmu  juga.  Dengan  doktrin    ini   Yesus   tidak   mungkin   akan   mengadakan peperangan-peperangan dan serbuan,  apalagi  Yesus  bukankah pernah  mengatakan, bahwa kerajaannya bukanlah di dunia ini?    (Yahya 18: 36)

 NABI MUHAMMAD DALAM KITAB ORANG HINDU


Kalau pembicaraan-pembicaraan  kita  tadi,  hanya  tersimpul dalam Taurat Musa, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka khusus mengenai Muhammad ini, terpaksa  kami,  akan  membuka buku-buku  suci yang lainnya pula, seperti kitab Weda, kitab suci ummat Hindu yang usianya  sudah  2.500  tahun  lamanya, sejak  lahirnya Sang Sidharta Gautama (623 - 543 SM), bahkan mungkin lebih lama lagi. (Hindu usianya lebih  tua  daripada Budha,  sedangkan  Sidharta  Gautama  adalah  pembawa  agama    Budha). Didalam kitab Weda konon ada tertulis: "Hai sekalian manusia,   dengarkanlah   berita   penting  ini.  Nanti  aku  bangunkan seorang laki laki yang terpuji diantara  manusia." Laki-laki  terpuji  dalam bahasa Arab disebutkan "Muhammad."

Meskipun tafsiran ini mungkin benar, tetapi saya kira  belum ada  kekuatan  sama sekali, sebab dalam masa 2.500 tahun itu  telahl banyak bermunculan laki-laki terpuji dan  orang-orang gagah   seperti  Selon,  Zarahudza,  Socrates,  Aristoteles,  Iskandar Zulkarnain, Yesus,  Darius  yang  Agung,  Napoleon, Hitler  dan  masih  seribu  nama lagi barangkali. Untuk kita mengetahui , "laki-laki terpuji yang mana yang dimaksudkan,"  maka  baiklah  kini  kita baca dalam kitab Beha Pesiyaporana (kitab Hindu) yang bunyinya:

"Pada masa itu datanglah seorang laki-laki dari  tanah  Arab namanya   Akhmad   bergelarkan   Muhammad,   dan   dia  akan mendapatkan penolong-penolong.  Hai  orang-orang  Arab,  hai tuan-tuan   seluruh   alam   ini,  kepada  engkaulah  taqdis  (penghormatan)Ku yang suci. Hai orang-orang yang  mengadakan beberapa  jalan  yang  banyak  untuk  membinasakan  sekalian syaithan, dan dunia ini, kepada engkaulah taqdisKu."

Suatu keterangan berharga, yang sayangnya tetap tersembunyi, sebab  adanya  peraturan  kasta-kasta,  dimana  yang  berhak membaca Weda hanyalah kaum  Brahmana  saja,  sedangkan  bagi  orang diluar Brahmana, sangat tabu, apalagi bagi kasta Paria dan  Sudra,  bila  saja  membaca  Weda   atau   mendengarkan ayat-ayatnya  sekalipun,  dapatlah  ia dihukum mati. Mereka, kaum   Brahmana   kuatir,    kalau-kalau    kasta    lainnya  diperbolehkan  membaca Weda, akan jatuhlah martabat dirinya, bahkan mungkin akan pula terbuka  beberapa  ajaran-ajarannya yang  salah, sama seperti juga mengapa ummat Katolik sampai,  dewasa  ini  belum  "mempunyai  Injil-injil  yang  lengkap," selain daripada hanya katekesmus dan Jubilate belaka.



0 komentar:

Post a Comment

 
oleh Ahadan blog | Bloggerized by Ahadan | ahdan