1.12.13

Mukjizat Al-Qur'an Ceramah KH. Maimoen Zubair saat beliau usai menunaikan Ibadah Haji


Al-Quran diturunkan Allah ke dunia sebagai mukjizat yang diperuntukan bagi Nabi Muhammad Saw. Keagungan mukjizat yang ada di dalam Al-Quran ini tidak akan tertandingi dengan mukjizat yang lainnya yag diberikan kepada selain Nabi Muhammad Saw.

Di dalam Al-Quran mengandung banyak ayat (tanda) yang mencerikan tentang suatu hal. Misalnya, tentang ilmu Balaghah, Nahwu dan Sharaf. Yang mana, dengan ilmu-ilmu ini menunjukan akan ketinggian sastra yang terkandung di dalam Al-Quran. Anehnya, meskipun Al-Quran ini adalah kitab yang berliteratur Arab, namun orang yang mengembangkan ilmu Gramatika Arab bukanlah orang Arab. Akan tetapi orang Ajam (bukan Arab). Ilmu Balaghah dikembangkan oleh Imam Al-Jurjani, dan ilmu Nahwu dan Sharaf dikembangkan oleh Imam Sibaweh.

Al-Quran memiliki gaya sastra bahasa yang tinggi. Tidak ada kitab yang dapat menandinginya. Jikalau manusia dan jin berkumpul untuk membuat konsesus untuk menandingi ayat suci Al-Quran, niscaya mereka semua tidak akan mampu untuk melakukannya meskipun cuma satu surat yang paling pendek, misalnya surat Al-Kautsar. Akhirnya, karena kesombongan mereka yang ingin menandingi Al-Quran, maka mereka akan dijadikan Allah sebagai bahan bakar api nereka. Allah berfirman :

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نزلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ * فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ [البقرة: 23، 24]
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.”(QS. Al-Baqarah : 23-24)

Al-Quran itu ada kalanya yang disebut dengan ayat Makkiyah dan ada kalanya yang disebut dengan ayat Madaniyah. Surat Makkiyah adalah surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebelum beliau hijrah ke Madinah meskipun turunnya tidak di dalam kota Makkah. Sedangkan surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ketika beliau hijrah ke Madinah meskipun turunnya berada di luar kota Madinah.

Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah bertepatan dengan bulan Oktober awal. Sebab, di waktu itu matahari berada di arah Selatan dari Khattul Istiwa. Sehingga, bulan Oktober inilah yang dijadikan sebagai bulan awal dalam Islam dalam kalender Masehi bukan bulan Januari sebagaimana anggapan orang banyak yang sudah berlaku. Allah Swt berfirman:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy : 1-4)

Ayat yang pertama turun dalam Al-Quran adalah surat Al-Alaq yang diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw berada di Gua Hira. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat Al-Maidah ayat 3. Allah berfirman:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.“ (Qs. Al-Maidah : 3)

Dengan diturunkannya ayat terakhir ini, menunjukan bahwa Islam telah sempurna. Jadi, jika ada orang yang mengaku bermimpi bertemu dengan Malaikat Jibril dengan membawa risalah baru, maka statemennya tidak dianggap.

Kehadiran Al-Quran yang dibawa Rasulullah Saw di tengah-tengah bangsa Arab (Makkah dan Madinah) membuat kemajuan yang signifikan sekali. Mulanya sebelum Rasulullah Saw diutus, bangsa Arab ini merupakan bangsa yang tertinggal dalam segala aspeknya. Baik kebudayaannya, perekonomiannya dan peradabannya. Yang kuat menindas yang lemah, yang kaya semakin kaya dan yang msikin semakin miskin. Karena saking ketertinggalannya, bangsa penjajah di kala itu (Romawi dan Persia) enggan untuk menjajahnya. Padahal daerah di kanan kiri Makkah dan Madinah sudah menjadi jajahan empuk oleh kedua negara adidaya tersebut. Saking miskinnya bangsa Arab ini, mereka banyak yang tidak memakai alas kaki ketika berjalan. Atau, memakai alas kaki, namun ketika musim paceklik sepatu itu dimakannya sebab terbuat dari lulang.

Dengan diutusnya Rasulullah Saw yang membawa risalah Al-Quran, bangsa Arab menjadi terangkat derajatnya. Kemajuan demi kemajuan dalam segala aspeknya telah dicapai saat mereka berada di bawah kepemimpinan baginda Nabi Muhammad Saw.

Aspek ekonomi. Saat Madinah dipimpin oleh Rasulullah Saw telah mencapai kemajuan yang sangat gemilang sekali. Orang Islam di kala itu diperinkan oleh Rasulullah Saw agar tidak mengerjakan ladangnya sendiri. Namun, mereka disuruh untuk memperjakan orang-orang yang miskin. Dan kebanyakan yang menjadi pekerja orang Islam adalah kaum Yahudi Madinah. Padahal sebelumya kaum Yahudi ini adalah kaum yang menguasai perekonomian Madinah. Namun, karena pengkhianatan mereka kepada Rasulullah Saw saat terjadi perang Ahzab, akhirnya Rasulullah Saw mengusir mereka yang telah berkhianat dan menguasi perekonomiannya serta memperkerjakan kaum Yahudi yang masih berada di kota Madinah.

Perang Ahzab merupakan perang besar yang terakhir yang terjadi antara orang Islam dengan kafir Qurais Makkah. Setelah perang ini, tidak ada perang besar lagi. Yang ada cuma perang kecil-kecilan. Di dalam perang ini, Kafir Qurais dibantu beberapa sekutunya yang terdiri dari berbagai negara. Sekutu-sekutu ini bersama dengan kelompok Abu Sofyan mengepung kota Madinah. Namun, atas pertolongan Allah, Salman Al-Farisi mengusulkan kepada Rasulullah Saw agar membuat parit yang mengelilingi kota Madinah. Abu Sofyan heran dengan strategi perang yang dilancarkan oleh Rasulullah Saw. Ia berkata, “Sungguh Muhammad mempunyai siasat perang yang tidak pernah dijumpai oleh bangsa Arab.”
Akhirnya, peperangan besar ini dimenangkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Meskipun sebelumnya Madinah telah digempur habis-habisan dari luar maupun dari dalam. Dari luar digempur oleh tentara Ahzab. Sedangkan dari dalam digempur oleh kaum Yahudi yang telah berkhianat kepada Nabi Muhammad Saw. Akhirnya, kaum Yahudi yang berkhianat ini diusir Rasulullah Saw dari kota Madinah.

Disarikan dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair saat beliau usai menunaikan Ibadah Haji pada 24 Oktober 2013 di PP. Al-Anwar.

PP AL ANWAR website 




1 komentar:

agus said...

Semoga beliau diberi kesehatan sehingga kita tetap bisa menimba ilmu dari beliau.

Post a Comment

 
oleh Ahadan blog | Bloggerized by Ahadan | ahdan