28.3.12

ARTI DARI SEBUAH MENULIS DAN TULISAN

Syeh Dr. Said Romdhon Al-buthy berkata: saya bertanya pada diri saya sendiri apa yang membuat saya tetap menulis dan menulis ? Kalau untuk kemasyhuran, saya telah mendapatkan lebih dari pada yang saya harapkan, kalau untuk kesejahteraan dan kekayaan, Allah telah menganugrahi saya lebih dari pada yang saya butuhkan dan kalau ingin dihormati orang, saya sudah memperoleh lebih dari pada yang layak saya terima. pada akhirnya saya menyadari bahwa keinginan yang saya sebut tadi sia-sia dan hampa kecuali seuntai do'a yang di hadiahkan kepada saya dari seorang muslim yang tidak saya kenal.
"Menulis" sebuah konsep yang mudah di tuturkan dengan lisan namun terkadang sulit di implementasikan, tapi kadang juga mudah bagi mereka yang sudah membiasakan diri dan tertembaga dalam hati sanubari, sebab dalam dunia kepenulisan modal awal yang di butuhkan adalah sering membiasakan Menulis, entah dalam konteks apa yang penting Menulis. Dalam dunia kepenulisan juga tidak terlalu membutuhkan Intelektual yang super, tapi cukup Intelektual yang sederhana. banyak sekali orang yang ilmunya tinggi tetapi dia lemah dalam menuangkan ke dalam tekstual karena ketidakbiasaan, dan banyak juga orang yang akalnya sedang-sedang saja tetapi dia lihai berimajinasi dalam dunia kepenulisan.
Dengan menulis ilmu yang terbayang-terbanyang di fikiran kita bisa menjadi realitas dan terabadi dalam dunia nyata, yang bisa memberi manfaat bagi diri sang penulis dan orang - orang yang gemar membaca, sehingga ilmunya bisa hidup di lingkungan nyata.
Mengapa harus menulis? Karena dengan menulis dapat menjadikan sesuatu yang asalnya tiada menjadi ada, dan dengan menulis pula dapat memberi kabar bagi selain kita tentang apa yang kita ketahui, sehingga kejadian yang seharusnya di kerjakan karena adanya suatu manfaat bisa di kerjakan oleh orang lain dan kejadian yang seharusnya di tinggalkan karena adanya suatu madorot atau bencana bisa di tinggalkan orang lain, sehingga bencana yang sama tidak terulang kembali di masa yang akan datang karena sudah adanya warning dari seorang penulis.
Coba bayangkan seandainya tidak ada tulisan, yang tentunya akan membuat diri kita hidup dalam dunia yang tidak menentu, karena kekurangan ilmu dan wawasan yang luas, sebab kalau kita mengandalkan tutur kata yang di transmisikan oleh seorang guru kepada seorang murid , akal kita tidak akan mampu menyimpan semuanya,karena zaman kita bukan lagi zaman sahabat yang  hidup di masa Rosulullah SAW, yang selalu mendapat sinar keagungan dari beliau, sehingga apa yang sahabat dengar dari apa yang telah di tuturkan oleh Rosulullah bisa terekam di memori mereka dengan baik.
Tapi meskipun demikian para sahabat tidak bisa melepaskan diri dari apa yang namanya menulis, yang namanya wahyu, yang di kerjakan dengan alat seadanya dengan sandaran pelapah kurma yang terpencar-pencar di tangan para sahabat, tapi penulisan ini di kembangkan pada masa kholifah usman bin affan hingga terbentuklah Mushaf usmani yang   di keplai oleh Zaid bin tsabit.
            Dari kholifah Usman bin Affan kemudian bersafari menuju Umar bin Abdul aziz kholifah bani Umayyah yang masih ada kerabat dengan Umar bin khottob.pada masa ini dunia kepenulisan terus berjalan seiring dengan waktu.sehingga suatu ketika kholifah Umar bin Abdul aziz memberi rekomendasi kepada Imam Az zuhri(Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdulloh bin Syihhab Azzuhri) untuk menulis dan membukukan Hadist Nabawi,dikarenakan beliu khawatir akan hilang nya Hadist tersebut bersama dengan periwayat nya kealam kubur.
            Namun yang paling menonjol dalam dunia kepenulisan Islam yang patut di abadikan dengan tinta emas dan di taburi minyak kasturi di kanan kiri adalah kepenulisan yang pernah di raih pada masa kejayaan Daulah Bani Abasiyyah(bagdad) dan kerajaan Bani Umayyah (Spanyol) dua kerajaan besar inilah menecarkan output-output yang menyinari dunia lewat Ilmu pengetahuan yang di tuangkan dalam sebuah karya tulis,tidak hanya dengan ruang lingkup Agama,melainkan mencakup segala aspek Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itumhal itu di buktikan oleh Sarjana-sarjana Muslim yang memberi danginya misal saja.Ibnu Sina (Ahli kedokteran) Abu Bakar Arrozi (penemu penyakit cacar) Ibnu Nafs (Ahli Biologi) Imam Ghozali (Ahli filsafat) Ahmad bin Muhammad (penemu Angka Nol) Umar Khayyan(Ahli Kimia) Ibnu Malik (Ahli Sastra) dan lain –lain yang tidak bisa di sebutkan semua .kalau orang Yunani punya plato,kita Ummat Islam punya Imam Ghozali,dan kalau orang barat punya Karl Mark,kita punya Ibnu Sina yang mampu mempunyai sebuah karangan Al Qonnun Fittib lebih lengkap dari karya Karl Mark dalam masalah Ilmu kedokteran.
            Mengapa kami perlu memaparkan masa Golden Histori Of Islamic? hal itu semata-mata kami ingin para Santri di zaman sekarang bisa bercermin dari kejayaan masa silam sehingga kita bias menggugah kebangkitan dan kesemangatan dalam dunia tulis menulis ,memang benar bagi kita sekarang sangatlah sulit meniru prestasi yang di peredikatkan pada Golden Histori Of Islamic,namun paling tidak,kita bisa berkaca dan meniru secercah dari apa yang mereka raih sehingga Islam memang benar-benar biah rohmatul lil`alamin.
            Perlu kita sadari di Era Modren yang Globalisasi ini, seseorang yang tidak mempunyai Skil akan di asingkan dalam percaturan hidup dan tidak bisa lulus dari seleksi Alam ,sehingga menjadi tersia-sia,lebih-lebih kita adalah seorang Santri Salaf yang keseharianya selalu di balut dengan mengaji yang tidak punya Skil yang legal,maka solusi yang tepat bagi kita para Santri Salaf adalah menulis,sebagai mana yang dikatakan oleh Imam Ghozali ''kalau engkau bukan anak raja ,bukan pula anak ulama`besar,maka jadilah seorang penulis.''maka dari itu marilah kita meniru jejak Ulama'-ulama' terdahulu yang selalu menulis karya tulis yang bisa kita nikmati ketika kita di Perpustakaan atau di tempat yang lainya.
            Memang benar menjadi seorang Penulis yang di akui oleh khalayak tidak lah semudah membalikkan telapak tangan tetapi harus melewati jalan yang terjal dan pengalaman yang pahit kadang di hina oleh Penerbit karena melihat tulisan yang kita buat bahasanya semerawut dan amburadul kesana kemari ,padahal menurut kita sudah paling baik dari pada karangan sebelumya ,sehigga karangannya di hina tapi kadang tereliminasi lalu di buang di tong sampah namun jangan berkecil hati dan berputus asa,tetaplah mencoba dan mencoba higga Karangan kita bisa benar-benar di terima dan di akui ,ingat!!!!!!!!!!!!!!! Kegagalan adalah Awal dari kesuksesan.
            Kalau tulisan kita di terima oleh pihak Penerbit resmi ,itu adalah kesuksesan dari jeripayah kita di samping kita mengabadikan ilmu kita juga di beri Honor lebih dari cukup dan Nama kita juga menjadi tersegani sebagai mana yang di paparkan oleh Dr Said Rhomadon diatas tadi.
            Maka cukup dengan Majalah MADING MU menjadi solusi tepat bagi Santri-santri Al Anwar untuk ber latih berinspirasi supaya benar benar menjadi seorang Penulis baik Artikel maupun Sastra. Sebab sastra Islami sekarang kebanyakan diisi oleh orang-orang yang berpendidikan non salaf dengan ruang lingkup kesalafan hal itu sangat ironis sekali.
            Dari pada tulisan kita di tolak oleh penerbit resmi mendingan di tolak oleh pihak Majalah Madding MU dan ketika kita terus mencoba hingga kita diterima oleh pihak Majalah Madding MU kita bisa beranjak ke penerbit resmi, entah diterima atau tidak tapi kemungkinan besar kita diterima  karena kita sudah terbiasa mengolah bahasa. Tapi seandainya tidak diterima Insya Allah langkah berikutnya untuk diterima lebih mudah dibandingkan sama sekali tidak pernah menulis.
                                                                                    
                                                                                                            AMIRUL ULUM



0 komentar:

Post a Comment

 
oleh Ahadan blog | Bloggerized by Ahadan | ahdan